Pagi
adalah jiwanya
jiwanya
adalah hangat
kehangatan
adalah kebahagiaan
kasih
sayangnya tak mengenal senja
Perjumpaannya
dengan waktu
meninggalkan
bekas air mata
di
pipinya
meski
bahagia hanya mampir sebentar-sebentar saja
sekedar
menyapa, katanya
tapi
bibirnya tak pernah meninggalkan Tuhan
Malaikat
itu tak bersayap
pula
tak memakai gaun putih yang menjuntai
hingga
menyapu jalan setapak
ia
begitu sederhana
dengan
cinta yang terus mengalir sampai entah
memang
benar kata orang
(Jakarta,
23 Agustus 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar