Sabtu, 03 Maret 2018

Sajak untuk Ibunda



 Pagi adalah jiwanya
jiwanya adalah hangat
kehangatan adalah kebahagiaan
kasih sayangnya tak mengenal senja

Perjumpaannya dengan waktu
meninggalkan bekas air mata
di pipinya
meski bahagia hanya mampir sebentar-sebentar saja
sekedar menyapa, katanya
tapi bibirnya tak pernah meninggalkan Tuhan

Malaikat itu tak bersayap
pula tak memakai gaun putih yang menjuntai
hingga menyapu jalan setapak
ia begitu sederhana
dengan cinta yang terus mengalir sampai entah
memang benar kata orang

(Jakarta, 23 Agustus 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar