Selasa, 30 April 2019

Sebermula Kemarin


(sumber gambar: pixabay.com)



Yesterday, all my troubles seemed so far away
Now it looks as through they’re here to stay
Oh, I believe in yesterday

(The Beatles-Yesterday)

Sebermula hari
          Aku dan bayanganku menanti fajar
          di tepi jalan
          kita bertanya bagaimana hari ini?
                   : meski aku masih percaya hari kemarin

Sebermula hari
          Waktu pernah dihitung mundur
          tak lama kembali berjalan maju, seperti biasa
tetapi hari tak pernah berselisih tentang siapa yang
lebih baik
                   : meski aku masih percaya hari kemarin

(Raira, 29 April 2019)

Minggu, 17 Februari 2019

Rumah

sumber gambar: www.pixabay.com


Rumah, tatkala
menjadi tempat pulang
bagi hati kecil yang pasrah dikoyak-koyak
zaman
di dalamnya sudah tersaji kenyataan
yang diracik dari berbagai kejadian
Tapi bukankah itu lebih baik,
dibandingkan dengan kepalsuan siap saji
yang sewaktu-waktu bisa meledakkan
kepala?

Rumah yang kurindukan
selalu
untuk pulang
sebagai tempat beristirahat dari zaman
yang mempermainkan perasaan
salah menjadi benar
benar menjadi salah

Rumah yang rindu aku pulang
dengan ranjang yang siap sedia memeluk hangat
dan pintu yang selalu menunggu sambil
tersenyum

(Raira)

Tanya

sumber gambar: www.pxhere.com



Apa yang apa
Bagaimana yang bagaimana
Dan kapan yang kapan?
Kau datang kemudian duduk dan diam

Lalu pertanyaan itu datang lagi
Siapa dibalik siapa
Mengapa dibalik mengapa?
Dan dimana kau saat waktu berada?
Duduk dan diam, adalah jawabmu

(Raira)

Titik Dua

sumber gambar: www.pixabay.com



jika aku adalah seorang puisi yang rapuh
yang tersimpan kembali dalam draf
sehabis dipinjam
kau pasti tak akan tahu
berapa lama aku pergi

akan sampai kapan
aku bertanya
kapan kau menjelma sunyi
datang kembali
dan bersandar padaku

(Raira)

Anything

sumber gambar: www.pixabay.com


Masih tersimpan jejak musim yang lalu
dalam sebaris kalimat, dalam surat darimu
Kau mungkin sudah lupa
Tak apa, sesuatu yang menyakitkan memang tak seharusnya dikenang

Hari berlalu, saling memberikan estafetnya
Kau pasti tak menyadari sudah berapa jarak yang ditempuh kenangan kita
agar sampai pada akhirnya
Tapi, biarlah berlalu

(Raira)

Penutup Malam

sumber gambar: www.pxhere.com
 
 
Malam yang panjang. Aku terkejut melihatmu mencium cahaya.
Mungkin itu yang dirasakan senja. Jangan tutup malam, jika fajar kau hindari.
Jika cahayaku kau kuasai. Kupikir semua sama.
Ini ilusi, sebab nyatanya malam tak seindah dulu. Malam tak lagi rindu.
Buat apa risau, buat apa menunggu purnama sempurna. Apa-apa tak mesti kau jelang, mestinya.
: mestinya kau tahu, aku tak selamanya malam dan senja.
Antara itu, aku tetap aku. Tanpa tetapi.
 
(Raira) 

Dini Hari

sumber gambar: www.pxhere.com



Seketika mata terbuka kembali,
setelah merapal doa sehabis lelap
aku mengingat semesta di dalam semesta
Atmosfer yang tak dapat kucegah, menyenangkan.
tapi memang tak harus selalu berjalan lancar

Menjalin waktu dengan aroma tubuhmu yang laut
entah sudah berapa musim berlalu
Tak apa, tak apa
Laut bisa kita arungi
: itu jika kau mau berusaha lebih untukku
Kau hanya harus berlalu dari badai
: kita dapat menjadi kapten kapal, kita dapat menjadi nahkoda

Sampai pada bait ini,
kata-kata berlompatan tak bisa kutangkap
: tampak bahagia bercerita soal semesta pada waktu dini hari
Biarlah aku amini tawanya

(Raira)