yang menyalakan lilin
di tengah derasnya hujan
di suatu lembah
bukankah telah kau saksikan?
Seperti kau pada kemarin
yang datang memayungiku
menemani menatap lilin yang padam
asapnya mengenai mata hujan hingga perih dan menangis
hujan makin deras
Seperti kemarin padaku
waktu berlalu, tapi kesadaranku masih enggan kembali
meski pada September hari keduabelas
aku tahu itu harimu
: kecewakah kau?
Seperti kemarin pada kau
siapa yang menemuimu saat itu?
adakah bahagia yang menyenandungkan irama semesta?
atau lara yang memberikanmu dua tangkai air mata?
: bila itu lara, maukah kau berbagi denganku air mata itu?
Seperti aku pada kau
saat ini
ada rinai hujan dalam lenteraku
ada lukisan senja yang kumulai
kuharap tak akan usai
: terlambatkah?
-Raira, 31 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar